Minggu, 15 Maret 2009

Dogo Argentino,Sang Pemburu Macan


Ada banyak jenis anjing yang dapat dugunakan untuk berburu binatang liar, antara lain: German Pointer, English Foxhound, Weimarener, Irish Wolfhound, Black & Tan CoonHound, Blood Hound,dll.

Namun dari sekian banyak jenis tersebut, umumnya mereka hanya bertugas untuk melacak dan menggiring atau mengepung binatang buruannya, memberikan suara gonggongan agar pemburu mengetahui keberadaan anjing, dan akhirnya pemburu dapat melepaskan tembakan pada buruannya, dan tugas anjing selesai.

Banyak jenis binatang buruan didalam hutan yang sering menjadi target pemburu, diantaranya: babi hutan/ Wildboar, musang, racoon, rusa, kambing gunung,dll. Namun dari semuanya itu yang paling berbahaya adalah : berburu puma / singa gunung dan Big Wild Boar / babi hutan seberat 100kg atau lebih, dimana anjing pemburu yang diandalkan adalah jenis khusus yang memiliki keberanian, mental yang kuat, tenaga yg besar, fisik yang kuat, stamina tinggi, kecepatan dalam berlari, kemampuan melacak dihutan, dan tentunya kekuatan gigitan yang mematikan.

Banyak pecinta anjing yang memimpikan untuk menciptakan anjing dengan ciri-ciri kemampuan seperti diatas, mereka umumnya menyilangkan antara jenis petarung dengan anjing jenis pemburu, agar didiapat anjing dengan kombinasi keberanian luar biasa dan kemampuan fisik tertinggi. Akhirnya pada tahun 1920, Argentina melalui kerja keras seorang dokter (dr.Antonio Norez Martinez)berhasil merekayasa suatu jenis anjing pemburu yang dikenal dengan nama: Dogo Argentino, namun apa kemampuan sebenarnya dari jenis ini, bagaimana anjing ini dapat dilatih menjadi pemburu yang terbaik? Dan bagaimana kelebihan dan kekurangannya dibanding jenis petarung?

Berikut adalah opini pribadi berdasarkan sharing antar penggemar & pengalaman memelihara Dogo Argentino:

Sebagai permulaan dasar pengenalan trah dogo, menurut pandangan saya : Dogo adalah anjing yang proses pendewasaannya sangat lambat, hal ini mirip seperti yang terjadi pada trah Tosa Inu/ Tosa Ken yang juga sangat lamban dalam proses pendewasaan, mereka belum mencapai titik optimal pertumbuhan jika belum mencapai 2 tahun dan mereka belum mencapai titik pendewasaan mental dan kemampuan fisik yang optimal jika belum berusia 4 tahun. Sedangkan usia senjanya/ tua jika mereka melewati usia 8 sampai 14 tahun.

Seekor Dogo memang bisa saja dipelihara didalam rumah kecil, atau pekarangan yg sempit, namun hal itu akan menganggu kinerja otot dan mempengaruhi kemampuan fisiknya sebagai anjing pemburu, Dogo memerlukan ruang gerak yang besar dan sarana olahraga yang memadai, seperti berlari kencang di perkebunan, padang rumput, atau tracking didalam hutan.

Semuanya itu adalah insting/ naluri dan hasrat seekor anjing pemburu yang perlu disalurkan agar Dogo bisa tumbuh berkembang secara optimal. Dari hasil korespondenasi dengan para breeder di Argentina, saya mendapatkan masukan bahwa Dogo Argentino akan lebih sehat jika mereka hidup didaerah dekat pegunungan yang berbukit-bukit, medan lembah yang naik turun, cuaca sejuk-dingin, dan dengan sesekali waktu diajak dalam suatu Tim anjing pemburu ( 5 -10 ekor) untuk kegiatan Tour Hunting/ latihan melacak & berburu, guna mengasah Hunting insting/ insting berburu di dalam hutan dan sekaligus meningkatkan stamina dan performancenya. Mereka juga menyarankan agar Dogo diberikan makan daging hasil buruan (babihutan) dan juga tulang belulang hasil buruan, agar mereka mengerti berburu adalah untuk mendapatkan makanan.

Dogo mempunyai kemampuan berlari yang baik, dengan kakinya yang panjang , mereka dapat berlari dengan kecepatan tinggi dan kemampuan napas yang panjang dibukit2 untuk mengejar buruan di pegunungan, dan dengan bobot badan dan power yang besar, mereka akan lebih mudah untuk menggiring dan menangkap seekor Babi hutan.Tentunya hal ini sangat berbahaya apabila Dogo belum pernah dilatih, dan belum mencukupi umurnya ( belum 2 tahun) . Cukup berbeda jika kita membandingkan perilaku Dogo dengan pitbull dalam suatu latihan menangkap babihutan, pitbull akan secara langsung menyerang frontal seekor babihutan, bahkan terkadang tanpa didahului banyak gonggongan, sedangkan Dogo tidak akan langsung menyerang seekor babihutan, biasanya mereka mengawali dengan banyak sekali gonggongan, sebelum akhirnya dia merasa yakin betul mempunyai kesempatan untuk melompat dan menggigit buruannya dari arah samping (bukan dari arah depan). Disini terlihat bahwa Dogo mempunyai minat untuk menangkap namun sangat berhati2 dalam menyerang buruannya. Hal ini berdampak menguntungkan pada Dogo dan pemilik Dogo, karena anjing lebih berisiko kecil untuk mati karena terhindar dari serangan frontal/ arah depan dari binatang buruannya.

Secara umum, Dogo juga memiliki tingkat HPT (high pain tolerance/ toleransi menahan sakit) yang cukup baik, namun mereka tidak berada dikelas yang sama jika dibandingkan dengan pitbull. Seekor Dogo dapat saja meringis kesakitan ketika seekor pitbull menggigit dan mengkoyak2 dengan sekuat tenaga untuk menghancurkan Dogo dalam suatu pertarungan anjing, namun Dogo mungkin saja akan bertahan/ dapat menahan sakit ketika Dogo berhadapan dengan seekor babihutan yang menyerang & melukainya. Mengapa? Karena Dogo sebenarnya memang tidak dibreeding untuk mengatasi lawan dalam suatu pertarungan anjing didalam ring-pit..

Dogo akan menahan sakit ketika mereka bekerja dalam tugasnya sebagai anjing pemburu, bahkan mungkin ketika Dogo secara terpaksa berhadapan dengan seekor Puma, apa yang terjadi, apakah benar dogo dapat mengalahkannya ? hal ini adalah suatu jawaban sulit yang tidak mutlak /tidak selalu pasti, karena tergantung mental dan kemampuan

Masing-masingnya. Yang pasti adalah kedua duanya baik Dogo maupun Puma akan terluka parah, bahkan mungkin tidak tertolong.

Untuk melatih Dogo sejak awal sebagai pemburu, dapat dimulai sejak usia 10 bulan, dengan mengenalinya pada babihutan yang kecil sekitar seberat 15-20kg, dengan cara anjing tetap dirantai, jangan langsung dilepas, sampai dia benar2 menggonggongi dan bereaksi untuk mengejar, ketika itu tali handle dapat dikendurkan agar Dogo junior dapat mengejar, sampai tahap ini Dogo disitirahatkan dulu, untuk minggu selanjutnya dilatih agar berani lebih dekat dan mulai menyerang, jika kondisinya memungkinkan maka Dogo dapat dilepas dengan diiringi lebih dulu oleh anjing senior yang sudah terlatih menangkap babihutan. Setelah tahapan ini selesai maka minggu2 selanjutnya Dogo dapat lebih ditingkatkan kemampuannya secara bertahap,

Dogo juga memiliki gigitan yang kuat (lockin jaw), mereka dapat menggigit seekor babihutan dan sulit untuk melepaskannya. Dogo juga memiliki kelebihan lain, selain taring giginya yang panjang dan rahang yang kuat , Dogo juga memiliki kulit dan bulu yang lebih tebal dari jenis pitbull, sehingga lebih sulit untuk dilukai karena kulitnya lentur, elastis dan juga memiliki jaringan otot yang kuat /kencang.

Dogo dan Puma adalah jenis yang berbeda , tetapi mereka adalah jenis yang sama jika dilihat dari fungsi dan sifatnya: yaitu sebagai “:Hunter”/ pemburu. Mereka bukanlah “ Fighter”/ petarung seperti pitbull. Seekor Hunter akan berusaha secepat mungkin untuk mengalahkan lawan, sedangkan seekor Fighter tidak selalu mengutamakan berapa cepat lawannya kalah, tetapi pitbull akan mengikuti gaya dan permainan lawannya di ring pit sampai lawannya kehabisan napas/tenaga dan pitbull mengalahkannya, entah itu menit ke.15, menit ke.20 atau 30 atau lebih.

Waktu / lama perkelahian bukanlah menjadi masalah ancaman bagi seekor pitdog/ pitbull, tetapi bagi seekor hunter, mereka akan mengalami depresi, stress dan mungkin akan down mentalnya setelah sekian menit melalui pertarungan yang melelahkan & menyakitkan.

Pada sekitar tahun 1950, beberapa breeder Dogo di Argentina memasukkan ulang darah anjing2 petarung (Fighting bloodline from Pitbull or Cordoba-dogs) kedalam program breedingnya untuk meningkatkan kemampuan bertarung anjing2 biakannya. Sehingga mereka mempunyai catatan2 silsilah garis darah Dogo argentine yang memiliki darah kuat pitbull, dan mana yang kurang memiliki.

Peternak Dogo di Argentina, membagi 3 kelompok garis darah pembiakan anjing Dogo, yaitu; Agallas, Los Medanos dan El Tumi.. Ketiga kelompok tersebut memang berasal dari materi dasar yang sama, hanya berbeda ukuran2 tubuhnya, sehingga Dogo sekarang berkembang menjadi variatif size, ada yang beratnya 35kg sampai 55kg.

Apapun type Dogo yang anda miliki, apabila dipelihara/ disosialisasi dengan baik maka akan dapat menjadi anjing keluarga yang menyenangkan, companion dog, sekaligus Guard dog yang tidak terlalu over protektif. Mereka adalah anjing2 yg ramah/ familiar namun tidak gentar menghadapi binatang buas dihutan ataupun penjahat.

Dogo Argentino diakui oleh FCI (Federation Cynoloqiue International) dan di Indonesia diakui Perkin, di beberapa Negara sudah membentuk perhimpunan penggemar jenis Dogo, diantaranya: di Amerika Serikat: DACA (Dogo Argentino Club of America ) yang telah berkembang dengan pesat.

Sekarang anjing Dogo Argentino telah dikenal luas di berbagai Negara didunia, mereka bukan hanya digunakan sebagai anjing Pemburu, namun juga digunakan sebagai anjing keluarga, anjing penjaga ataupun terkadang sebagai anjing petarung.

Dengan perangainya yang lembut terhadap anak anak dan keluarga , Dogo sangat cocok dijadikan teman bermain dan sekaligus penjaga rumah yang handal.

2 komentar:

  1. Anjing setan, lebih baik dimusnahkan saja

    BalasHapus
  2. Hadehhh, untung hewan peliharaanku macan putih. Pitbull tetang yg umurnya 2.5 tahun tewas lehernya robek dan banyak pendarahan. Niat anjing itu mau gigit adikku. Si putih ada di kandang, kandannya aku sedang dirumah menyapu. Suara gonggongan keras, dan suara hentakan kaki anjing sedang berlari adikku nangis berlari sambik teriak. Ke arah kandang si putih, gk sengaja adikku nyeggol penangkal pintu kandang. Aku pun baru saja keluar dan sudah melihat adikku ada di belakang si putih. Aku berusaha cari cara untuk ambil adikku, tapi justru itu anjing pitbull malah tetap ingin serang adikku . Si putih geram dia gigit lehernya... si pemilik anjing baru saja keluar rumah dan panik melihat kandang anjingnya terbuka, dan ketika ia keluar anjingnya sudah tiada dengan leher yg robek hampir putus. Iya tidak marah yg peting adikku tidak apa apa kata pemilik anjing itu. Ternyata macan putihku sudah jinak dan tahu siapa majikannya. Sekalipun keluarga majikannya. Karna memang aku mengurus sejak kecil dengan hati yg tulus penuh perasaan. Dan sesudah ke jadian itu ada yg aku kagumkan, si putih menarik adikku dengan mengigit bajunya ke arahku tapi adikku tidak menangis ia tertawa dan setelah sampai dihapan aku ia menggeram 3 kali seperti menyampaikan sesuatu. Lalu ia balik kekandangnya. Dan sampai saat ini, aku sendiri merasa takut karna ukuran tubuhnya semakin besar dan berat. Tapi ia dihadapan keluarga ku bersikap seperti kucing kucil biasa yg manja.

    BalasHapus