Penampilannya yang unik dengan rambut panjang menjuntai di seluruh badannya, Afghan Hound punya tempat tersendiri di hati penggemarnya. Anjing asal Afghanistan ini adalah anjing yang sudah dikenal dan hidup sejak ribuan tahun yang lalu. Dalam bahasa Persia, anjing ini dikenal dengan sebutan nama: Tāsī. Dulunya anjing ini banyak terdapat di daerah Persia (Afghanistan) dan Rusia.
Anjing dengan tubuh yang mencapai tinggi 63 s/d 73 cm dan berat tubuh hingga 30 kg ini memang berpenampilan elegan bak keturunan bangsawan. Namun jika dirunut sejarah pemeliharaan anjing ini, sesuai dengan namanya, Afghan Hound punya hubungan yang erat dengan negara Afghanistan. Anjing jenis ini ditemukan di negara tersebut pada sekitar abad XIX dan nampaknya mereka akrab dengan acara berburu para keluarga kerajaan.
Pada awalnya memang, Afghan Hound sangat andal sebagai anjing penggembala ternak dan pemburu serigala. Namun dalam perkembangannya, anjing yang popular di Inggris dengan sebutan Sight Hounds atauAfghaanse Windhond di Belanda ini, telah berubah fungsinya sebagai companion dog.
Karakternya memang menyenangkan dan cocok untuk teman bermain dan bersahabat bagi manusia. Sifatnya sensitif, manis, dan pintar.
Menurut catatan sejarahnya, Afghan Hound pernah dibawa oleh Jengis Khan ketika peperangan. Dari penuturan Mayor H. Blackstone (dalam bukunya The Complete Dog Book) dikatakan bahwa anjing-anjing ini dikenal sebagai anjing berwajah seperti monyet. Pertama kali anjing ini ditemukan sekitar 6.000 tahun yang lalu di atas pegunungan Sinai, Afghanistan.
Sebagian masyarakat disana juga pernah melihat anjing ini berkeliaran di Balkh, sebuah wilayah sebelah utara Afghanistan yang dekat dengan perbatasan Rusia.
Namun walaupun bentuknya sangat indah, anjing ini tidak pernah ada di daratan benua Amerika dan Eropa hingga abad ke 20. Setelah itu, negeri Inggris mulai memelihara Afghan Hound di negaranya. Ini terjadi berkat seorang prajurit perang bernama Captain Banff yang mengimpor anjing ini dari Afganistan untuk mengikuti acara Chrystal Palace Kennel Club Show, pada tahun 1907. Di sanalah, pertamakalinya Afghan Hound dilihat di Inggris.
Dalam perkembangannya, bulan Agustus 2005 lalu, seorang ilmuwan asal Korea (HwangWoo Suk) berhasil melakukan kloning untuk ras anjing Afghan Hound yang hasil kloningnya dikenal dengan nama: Snuppy. Di Indonesia tidak banyak orang yang memelihara ras Afghan Hound. Namun di tengah deretan peserta All Breed Dog Show 2008 yang baru lalu, anjing ini tampil mempesona dewan juri. Pemiliknya adalah Lenny, seorang ibu 4 anak asal Pamanukan, Subang, Jawa Barat. Ia juga pemilik Alabama Kennel yang memelihara sekitar 130 ekor anjing dari berbagai ras. Pada hari festival itu, ia membawa anjing-anjing langka terbaik miliknya. Dua ekor diantaranya adalah Afghan Hound betina usia 2 tahun dan pejantan usia 6 bulan. Sang betina dengan bulu berwarna coklat keemasan tampil lengkap dengan pita cantik, siap berlaga di ajang Fun Show All Breed Dog Show 2008. "Saya hanya memlihara anjing-anjing langka yang terbaik di rasnya," ungkap Lenny. Khusus untuk ras Afghan Hound Lenny mengakui membutuhkan perawatan ekstra bagi kecantikan bulu Afghan Hound-nya. "Setiap hari saya memberikan shampo untuk perawatan kesehatan dan kecantikan bulunya," ujarnya. IndofamilyPets. (ayu)
|
Sy blh dpt almt utk melihat almt utk anjg Afghan nya. Sy berminat membeli anakan nya. Trmksh
BalasHapus